THERE ARE MANY INFORMATION IN THIS BLOG!

Suaka ELANG

Jembatan bagi Elang “Rumahan” untuk Kembali Terbang Bebas

Aksi Konservasi

Upaya penting yang perlu menjadi bagian dari kegiatan konservasi raptor adalah membangun kesadaran semua pihak dan masyarakat umum tentang arti penting konservasi raptor yang merupakan ‘flagship species’ dan entry point yang strategis untuk kegiatan konservasi keragaman hayati secara keseluruhan. Upaya membangun kesadaran ini bisa dilakukan dengan berbagai cara dan pendekatan, diantaranya melalui kegiatan rehabilitasi dan pelepasliaran spesies yang sudah direhabilitasi dan pendidikan lingkungan serta wisata terbatas melalui pengembangan Suaka ELANG (Raptor sanctuary). Suaka ELANG ini diharapkan bisa berkontribusi langsung, khususnya pada upaya konservasi raptor dan umumnya semua potensi keragaman hayati yang ada di kawasan TNGHS.

Pelibatan berbagai pihak pemangku kepentingan yang merupakan bagian dari masyarakat dalam program kemitraan Suaka Elang merupakan upaya nyata keterlibatan masyarakat dalam kegiatan konservasi elang. Bahkan program tersebut tidak berhenti dalam satu titik, namun juga akan menjadi program yang memiliki efek “bola salju”, semakin memperbesar jaringan masyarakat yang peduli dan berpartisipasi dalam konservasi elang melalui program pendidikan konservasi elang yang dikembangkan dalam kolaborasi tersebut.

Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS)

TNGHS merupakan salah satu taman nasional yang memiliki ekosistem hutan hujan tropis pegunungan terluas di Jawa. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.175/Kpts-II/2003, yang merupakan perubahan fungsi kawasan eks Perum Perhutani atau eks hutan lindung dan hutan produksi terbatas disekitar TNGH menjadi satu kesatuan kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dengan 113,357 ha. TNGHS terletak di Propinsi Jawa Barat dan Banten meliputi Kabupaten Sukabumi, Bogor dan Lebak. Potensi keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat tinggi serta memiliki populasi Elang jawa (Spizaetus bartelsi) terbesar di pulau Jawa, bahkan di dunia yaitu sekitar 25-30 pasang, dan hampir semua jenis raptor yang ada di pulau Jawa dan Bali bisa ditemui di kawasan ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger